Strategi Pemasaran Luring
BECKER.BI.ID - Banyak perusahaan menerapkan strategi pemasaran daring karena dinilai lebih efektif. Namun, beberapa perusahaan masih mempertahankan strategi pemasaran luring.
Mengapa demikian? Karena strategi pemasaran luring masih dianggap relevan bagi perusahaan tersebut, terutama untuk keperluan pemasaran mereka.
Adapun beberapa jenis strategi pemasaran secara luring adalah sebagai berikut:
Jenis Strategi Offline Marketing yang Masih Digunakan Perusahaan
1. Reklame
Meskipun memerlukan biaya yang cukup tinggi, sejumlah perusahaan masih bersedia menggunakan jenis strategi pemasaran luring ini.
Hal tersebut disebabkan oleh lokasi papan reklame yang sangat strategis, yaitu berada di tepi jalan raya. Lokasinya yang berada di jalur lalu lintas membuat iklan pada papan reklame mudah terlihat oleh banyak orang, terutama para pengguna jalan. Strategi pemasaran luring ini dilakukan dengan cara memasang iklan pada papan reklame yang disewa.
Iklan yang dipasang umumnya menonjolkan unsur visual dan meminimalkan penggunaan teks, seperti menampilkan seseorang sedang menggunakan suatu produk atau melakukan suatu aktivitas. Penggunaan teks biasanya hanya untuk mencantumkan nama produk atau jasa yang diiklankan.
Jika tidak, teks yang digunakan berisi slogan atau moto perusahaan, produk, atau jasa tersebut. Hal ini bertujuan agar pesan iklan dapat tersampaikan secara efektif kepada para pengguna jalan.
2. Membagikan Kartu Nama
Berbeda dengan strategi sebelumnya, strategi pemasaran luring yang satu ini tergolong lebih hemat biaya. Caranya cukup sederhana. Pihak perusahaan hanya perlu membagikan kartu nama kepada beberapa klien dan konsumen mereka. Pembagian kartu nama dilakukan secara tepat, biasanya dalam momen-momen tertentu seperti rapat atau pertemuan dengan klien, acara temu pelanggan (gathering), dan acara sejenis lainnya.
Strategi ini masih digunakan karena dinilai sangat efektif dalam memperkenalkan perusahaan.
Selain itu, strategi ini juga membuka peluang komunikasi antara perusahaan dengan klien dan konsumen.
Umumnya, kartu nama memuat nama dan informasi kontak perusahaan — baik nomor telepon, email, maupun keduanya — sehingga memudahkan klien dan konsumen untuk menghubungi perusahaan.
3. Iklan media cetak
Meskipun kini banyak iklan baris ditayangkan secara daring, penggunaan iklan baris dalam media cetak sebagai strategi pemasaran luring masih tetap dilakukan.
Hal ini terlihat dari masih banyaknya iklan baris yang dimuat dalam koran maupun majalah. Iklan baris luring umumnya dimuat oleh media cetak, terutama koran dan majalah.
Iklan tersebut biasanya disisipkan di berbagai bagian halaman, seperti di bagian atas, tengah, maupun bawah.
Bahkan, beberapa media cetak tertentu, khususnya surat kabar, menyediakan satu halaman penuh khusus untuk iklan baris.
4. Advetorial dalam koran dan majalah
Selain iklan baris, perusahaan juga sering menggunakan advertorial dalam koran dan majalah. Advertorial merupakan bentuk pemasaran luring yang disajikan menggunakan gaya bahasa jurnalistik. Sederhananya, advertorial adalah iklan yang ditulis dalam format berita atau artikel, sehingga tampilannya menyerupai konten redaksi di media cetak.
Strategi ini sangat cocok bagi perusahaan yang ingin beriklan secara halus dan persuasif.
Bila perusahaan menggunakan strategi ini, umumnya mereka akan bekerja sama langsung dengan pihak media untuk membuat advertorial tersebut.
Mengutip dari Business 2 Community, pemasaran melalui publikasi cetak seperti koran dan majalah memberikan manfaat berupa peningkatan visibilitas merek serta memperkuat citra keahlian perusahaan.
5. Iklan di Televisi
Di Indonesia, televisi merupakan media yang dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat, baik dari kalangan menengah ke bawah maupun menengah ke atas.
Karena dapat diakses oleh semua orang, setiap konten, termasuk iklan, juga memiliki potensi untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Oleh sebab itu, beriklan di televisi masih menjadi salah satu strategi pemasaran luring yang efektif. Luasnya jangkauan pemirsa televisi menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan, terutama dalam merancang iklan televisi yang dapat dipahami oleh berbagai kalangan.
Selain itu, perusahaan juga perlu memperhatikan durasi penayangan iklan, mengingat waktu tayang iklan televisi umumnya sangat singkat.
6. Sponsor Acara
Strategi pemasaran luring yang satu ini dapat dikatakan bersifat mutualisme. Sebab, baik penyelenggara acara maupun perusahaan sama-sama memperoleh keuntungan. Penyelenggara acara memperoleh dana yang dibutuhkan dari perusahaan, sementara perusahaan mendapatkan keuntungan berupa promosi dari penyelenggara acara.
Strategi ini biasanya diawali dengan pengajuan proposal dari pihak penyelenggara kepada perusahaan.
Jika perusahaan menyetujui, maka perusahaan akan memberikan dana sesuai kebutuhan dengan syarat logo perusahaan harus ditampilkan di panggung atau area tempat acara berlangsung.
7. Pembagian Brosur
Secara umum, strategi ini tergolong cukup berisiko. Selain memerlukan biaya yang relatif besar, brosur juga rentan rusak atau hilang. Meskipun demikian, strategi pemasaran luring ini tetap digunakan karena beberapa alasan.
Pertama, strategi ini cocok diterapkan di tempat atau acara khusus, seperti di tepi jalan atau pameran dagang.
Selain itu, pembagian brosur juga sangat efektif jika perusahaan ingin menyampaikan informasi secara singkat dan padat.
Hal ini dapat dimaklumi mengingat brosur biasanya memuat informasi ringkas tentang perusahaan, seperti produk terbaru, promosi diskon, dan informasi lainnya.
Demikianlah beberapa jenis strategi pemasaran luring yang masih digunakan oleh perusahaan hingga saat ini.
Semoga bermanfaat. (*)
COMMENTS