BECKER.BIZ.ID- Apabila Anda menjual makanan dan minuman , maka kualitas menjadi hal yang sangat krusial. Dalam menjalankan usaha , jangan ha...
BECKER.BIZ.ID-Apabila Anda menjual makanan dan minuman, maka kualitas menjadi hal yang sangat krusial. Dalam menjalankan usaha, jangan hanya berfokus pada pembelian pertama dari konsumen. Keberlangsungan bisnis akan lebih terjamin jika konsumen melakukan pembelian berulang.
Oleh karena itu, menjaga kualitas produk merupakan prioritas utama.
Mengembangkan Produk yang Baik Selain Melalui Harga dan Kualitas
1. Menjaga kualitas
Sebagai ilustrasi, mungkin Anda memiliki keterbatasan sumber daya—baik dari sisi modal maupun jumlah tenaga kerja. Akibatnya, pada tahap awal, jangkauan promosi mungkin tidak begitu luas atau cepat.
Namun, satu hal yang patut Anda fokuskan adalah menjaga kualitas. Produk berkualitas akan menarik pelanggan untuk datang kembali, bahkan merekomendasikannya kepada orang lain.
Banyak contoh usaha yang tidak terlalu gencar dalam promosi, namun tetap berkembang karena kualitas produk yang konsisten.
Kualitas ini dapat dipertahankan dengan memastikan rasa dan tampilan produk tetap sama—baik ketika dibeli langsung di outlet maupun secara daring.
Jika suatu hari Anda berada di outlet dan di lain waktu hanya ada karyawan yang melayani, produk yang disajikan tetap harus memiliki kualitas yang setara.
Banyak video di YouTube yang membahas bagaimana cara menjaga konsistensi kualitas, salah satunya melalui penerapan Standard Operating Procedure (SOP) oleh seluruh tim.
2. Aspek Harga
Kedua adalah aspek harga. Produk akan lebih mudah terjual apabila harga yang ditawarkan sesuai dengan daya beli target pasar. Bagi Anda yang pernah mengikuti kelas pemasaran bersama Foodies, pasti memahami bahwa langkah pertama dalam strategi bisnis adalah menentukan target pasar.
Jika Anda belum menetapkan target pasar, maka hal itu merupakan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.
Strategi pengembangan produk serta penetapan harga sangat bergantung pada siapa target konsumennya. Harga rendah, menengah, atau tinggi memiliki ekspektasi dan daya beli yang berbeda-beda, tergantung pada segmentasi pasar.
Dalam menetapkan harga, penting untuk mengetahui kategori produk, siapa target pasar Anda, dan berapa besar daya beli mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan survei secara langsung.
Misalnya, jika target Anda adalah mahasiswa dan produk yang dijual adalah roti, maka surveilah berapa kali mereka membeli roti dalam sebulan serta berapa rata-rata pengeluaran mereka dalam sekali pembelian.
Data tersebut dapat menjadi acuan dalam menetapkan harga.
Cara lain adalah dengan melakukan benchmarking terhadap kompetitor yang memiliki target pasar serupa. Pelajari produk dan harga yang mereka tawarkan, lalu bandingkan dengan milik Anda. Dengan dua pendekatan ini, Anda akan memiliki referensi yang cukup untuk menentukan harga jual yang sesuai.
Selanjutnya, dua faktor penting lainnya dalam pengelolaan produk adalah variasi dan inovasi.
Variasi produk umumnya terbagi dalam dua pendekatan: ada usaha yang sejak awal menyediakan banyak varian (seperti warung makan, kantin, atau restoran), dan ada juga yang memulai dengan satu atau dua jenis produk, seperti penjual roti Jepang dengan dua varian rasa. Keduanya sah-sah saja dilakukan.
Variasi berperan penting dalam menjaga omzet. Apabila sejak awal Anda memiliki banyak pilihan menu, jangan lupa melakukan evaluasi secara berkala terhadap kinerja masing-masing produk. Prinsip Pareto menunjukkan bahwa biasanya 80% penjualan berasal dari 20% jenis produk.
Identifikasi produk-produk yang kurang diminati untuk kemudian digantikan dengan menu yang lebih sesuai dengan permintaan pasar.
Jika jumlah variasi produk terlalu sedikit, bukan tidak mungkin konsumen merasa bosan. Maka, salah satu strategi meningkatkan penjualan adalah dengan menambah variasi secara konsisten.
Apalagi, jika Anda mampu mengikuti tren produk yang sedang viral, biasanya permintaan pasar terhadap produk tersebut sedang tinggi.
Inovasi adalah elemen penting lainnya. Inovasi tidak selalu berarti menambahkan kategori produk baru. Anda bisa memperluas penawaran yang sudah ada. Misalnya, jika selama ini hanya menyediakan makanan utama, cobalah untuk menambahkan pilihan pencuci mulut (dessert) atau minuman kekinian.
Hal ini dapat meningkatkan nilai transaksi. Konsumen yang sebelumnya hanya belanja Rp20.000, bisa saja meningkatkan pembelian menjadi Rp35.000 karena adanya produk tambahan.
Inovasi juga dapat diterapkan dalam aspek efisiensi biaya produksi (cost of goods sold atau COGS). Misalnya, dengan mengganti bahan baku atau menyederhanakan proses produksi, Anda dapat menurunkan biaya tanpa mengurangi kualitas produk. Efisiensi ini dapat berdampak positif terhadap laba usaha Anda.
Demikian pembahasan kali ini, semoga dapat menjadi bekal untuk mengevaluasi dan mengembangkan produk yang Anda miliki.
Ternyata, selain harga dan kualitas, masih banyak elemen penting lain yang dapat dieksplorasi agar produk Anda semakin diminati pasar.
Semoga informasi ini bermanfaat. (*)

COMMENTS