Cara Memaksimalkan Kerja Sama dengan Influencer
BECKER.BIZ.ID-Di era digital seperti sekarang, influencer memiliki peran besar dalam membentuk persepsi publik terhadap sebuah produk atau layanan.
Melalui konten yang mereka bagikan, sebuah brand bisa lebih cepat dikenal dan dipercaya oleh calon konsumen.
Tidak heran, banyak pelaku usaha, termasuk bisnis kuliner, fashion, hingga jasa, mulai melirik strategi pemasaran melalui influencer.
Namun, agar hasilnya maksimal, pemilihan influencer tidak bisa dilakukan sembarangan. Diperlukan strategi tepat agar kerja sama yang terjalin benar-benar membawa dampak positif bagi perkembangan bisnis.
Kerja sama dengan influencer bukan sekadar soal membayar untuk sebuah promosi, melainkan tentang membangun kolaborasi yang sejalan dengan identitas dan nilai bisnis.
Dengan influencer yang tepat, pesan brand akan lebih mudah diterima audiens, meningkatkan engagement, sekaligus mendorong penjualan.
Artikel ini akan membahas sejumlah tips praktis dalam memilih sekaligus menjalin kerja sama dengan influencer agar promosi bisnis menjadi lebih efektif, efisien, dan sesuai dengan target pasar.
Tips Memilih dan Kerjasama dengan Influencer
1. Ketahui Pengikutnya
Pertama, hal yang perlu dilakukan adalah mengetahui siapa saja pengikut (followers) dari influencer tersebut. Hal ini sangat penting untuk memastikan apakah pengikut mereka sesuai dengan target pasar yang ingin dituju.
Jangan sampai pengikut influencer yang digunakan jasanya berasal dari generasi baby boomers, sedangkan target pasar yang dituju adalah generasi Z. Jika tidak sesuai, pesan yang ingin disampaikan tidak akan sampai kepada target pasar.
2. Penting untuk memeriksa engagement rate dari influencer.
Tidak semua influencer dengan jumlah pengikut yang banyak memiliki tingkat interaksi yang tinggi. Cara mengeceknya dapat dilakukan dengan melihat bagaimana mereka berinteraksi melalui postingan dengan para pengikut.
Selain itu, data insight dari media sosial influencer juga dapat diminta untuk mengetahui engagement rate.
Bahkan, terdapat situs analisis media sosial seperti Social Blade yang dapat digunakan untuk memverifikasi angka interaksi tersebut.
3. Perlu ditelusuri produk apa saja yang pernah diiklankan (endorse) oleh influencer tersebut.
Hal ini penting untuk melihat rekam jejak mereka. Jangan sampai sebuah merek kuliner sehat dipromosikan oleh influencer yang sebelumnya kerap mengiklankan produk makanan cepat saji atau junk food, karena hal itu jelas berbeda nilai dengan citra yang ingin dibangun.
4. Periksa kolom komentar pada postingan influencer.
Apakah komentar yang muncul cenderung positif atau negatif. Memang, konten sensasional lebih cepat viral, namun jika didominasi komentar negatif, hal itu dapat merugikan citra merek.
Karena itu, perlu teliti dalam menilai komentar serta bagaimana influencer berinteraksi dengan pengikutnya.
5. Sesuaikan gaya konten influencer dengan produk yang akan dipromosikan.
Jangan beranggapan bahwa dengan membayar, influencer otomatis dapat membuat konten sesuai keinginan.
Ingat, influencer lebih memahami gaya konten unggulannya. Oleh karena itu, diskusikan terlebih dahulu agar konten yang dihasilkan sesuai dengan karakter produk, sekaligus tetap terlihat natural.
6. Sesuaikan kerja sama dengan anggaran yang tersedia.
Hitung secara cermat, influencer mana yang paling sesuai dengan kemampuan biaya. Ada influencer yang bersedia dibayar dengan barter produk, ada juga yang menetapkan tarif sesuai rate card.
Karena itu, analisis terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bekerja sama.(*)
COMMENTS