8 Langkah Mudah Membuat Pembukuan Sederhana untuk Bisnis Gerobakan
BECKER.BIZ.ID - Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas topik menarik, yakni 8 Langkah Membuat Pembukuan Sederhana untuk Bisnis Gerobakan.
Membangun bisnis kuliner skala kecil seperti gerobakan memang terlihat sederhana, tetapi bukan berarti bisa dijalankan tanpa pencatatan keuangan yang rapi.
Justru, di tahap awal inilah pemilik usaha harus mulai membiasakan diri membuat pembukuan sederhana agar dapat memantau arus kas, mengendalikan pengeluaran, dan menghitung keuntungan secara lebih terukur.
Banyak pelaku usaha mikro yang merugi bukan karena usahanya tidak laku, tapi karena tidak tahu ke mana uangnya mengalir.
Maka dari itu, pencatatan keuangan yang disiplin menjadi kunci untuk menjaga keberlangsungan usaha.
Pembukuan sederhana untuk bisnis gerobakan tidak perlu rumit seperti laporan keuangan perusahaan besar.
Cukup dengan mencatat pemasukan, pengeluaran, dan laba secara rutin setiap hari atau setiap minggu.
Dengan membuat perencanaan arus kas, mengelompokkan jenis pengeluaran, dan mengevaluasi laporan secara berkala, pelaku usaha dapat mengetahui apakah bisnisnya tumbuh sehat atau butuh perbaikan.
Selain sebagai alat kontrol, pembukuan juga menjadi dasar penting saat ingin mengembangkan usaha, mengajukan pinjaman, atau menjalin kerja sama dengan pihak lain.
8 Langkah Membuat Pembukuan Sederhana Bisnis Gerobakan
1. Menyusun Perencanaan Arus Kas
Langkah awal dalam menyusun pembukuan adalah merancang perencanaan arus kas. Buatlah proyeksi untuk bulan berikutnya dengan memperkirakan total pendapatan serta sumber-sumbernya.
Gunakan data historis dari bulan-bulan sebelumnya sebagai acuan. Sebagai contoh, jika rata-rata pendapatan harian sebesar Rp500.000, maka proyeksi pendapatan bulanan dapat mencapai Rp15.000.000.
Selanjutnya, tentukan besaran uang yang akan diambil sebagai penghasilan pribadi. Misalnya ingin menyisihkan Rp5.000.000, maka batas maksimal pengeluaran bisnis adalah Rp10.000.000.
Angka-angka ini penting untuk ditetapkan sejak awal sebagai dasar kontrol keuangan selama satu bulan.
2. Membuat Kategori Pendapatan dan Pengeluaran
Setelah menyusun perencanaan, langkah berikutnya adalah mengelompokkan pendapatan dan pengeluaran ke dalam kategori yang jelas.
Sebagai ilustrasi, dari total pendapatan sebesar Rp15 juta, Rp3 juta diperoleh dari layanan pesan-antar (seperti GoFood, GrabFood, ShopeeFood), dan sisanya Rp12 juta dari layanan makan di tempat.
Kategorisasi ini penting untuk mengukur kinerja tiap kanal penjualan dan memastikan pencapaian target.
Hal yang sama berlaku untuk pengeluaran. Buatlah kategori seperti: bahan baku, gaji, listrik, sewa tempat, dan kebersihan. Tetapkan proporsi anggaran untuk tiap pos. Sebagai contoh, alokasi bahan baku sebesar 40% dari pendapatan berarti totalnya Rp6 juta.
Ini akan menjadi batas maksimal pembelian bahan baku selama satu bulan.
3. Menetapkan Alokasi Anggaran untuk Setiap Pos
Setelah kategori ditetapkan, tentukan alokasi anggaran secara spesifik untuk setiap pos pengeluaran. Tujuannya adalah sebagai alat kontrol yang membantu agar pengeluaran tetap terkendali.
Sebagai contoh, dari total pendapatan Rp15 juta, Rp6 juta dialokasikan untuk bahan baku, dan sisanya untuk pos lain seperti operasional atau gaji.
Selama proses berjalan, pastikan pengeluaran tidak melebihi batas yang telah ditentukan. Selain itu, pendapatan dapat dianalisis berdasarkan kontribusinya terhadap masing-masing pos.
4. Mencatat Seluruh Pendapatan dan Pengeluaran
Langkah selanjutnya adalah melakukan pencatatan secara rutin, mulai dari transaksi pembelian hingga penjualan.
Catat semua transaksi secara harian atau mingguan. Jika target pendapatan harian adalah Rp500.000, maka setelah 10 hari seharusnya terkumpul Rp5 juta.
Apabila baru mencapai Rp4 juta, maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap pengeluaran. Ini penting agar arus kas tetap seimbang.
5. Disiplin dalam Mencatat Pengeluaran
Pastikan semua pengeluaran dicatat secara rinci dan konsisten setiap hari, termasuk pengeluaran untuk listrik, alat kebersihan, dan kebutuhan operasional lainnya.
Jika ditemukan pengeluaran yang melebihi batas anggaran, segera lakukan evaluasi. Jangan biarkan kondisi tersebut berlarut-larut hingga menggerus keuntungan bisnis. Intinya, pencatatan yang disiplin akan sangat membantu dalam menjaga kesehatan keuangan.
6. Laporan Harian sebagai Dasar Evaluasi
Dengan mencatat transaksi secara tertib, Anda dapat melakukan evaluasi kapan saja. Apakah itu tanggal 9, 15, atau 23, seluruh data akan tersedia secara rapi dan mudah diakses.
Anda tidak perlu lagi mengandalkan ingatan atau mengumpulkan data secara mendadak. Semuanya akan menjadi lebih efisien.
7. Menyusun Laporan Keuangan Sederhana
Setelah satu bulan berjalan, susunlah laporan keuangan sederhana. Jika memungkinkan, gunakan standar akuntansi keuangan.
Namun, untuk skala usaha kecil, mencatat debit dan kredit secara konsisten sudah cukup. Pastikan pengeluaran tidak melebihi pendapatan.
Laporan ini dapat menjadi dasar untuk menilai performa bisnis secara menyeluruh.
8. Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkala
Lakukan evaluasi rutin setiap akhir bulan. Tinjau apa saja yang berjalan baik dan apa yang belum sesuai dengan rencana.
Hasil evaluasi ini akan menjadi landasan dalam menyusun strategi bisnis bulan berikutnya.
Meskipun usaha gerobakan terlihat sederhana, laporan keuangan tetap penting untuk mengendalikan arah pertumbuhan bisnis secara objektif
Bagi para pelaku bisnis kuliner dengan model gerobakan, mulailah mencatat pendapatan dan pengeluaran secara tertib dan terstruktur.
Susunlah laporan keuangan sederhana setiap bulan. Dengan kebiasaan ini, bisnis Anda akan tumbuh lebih sehat, terarah, dan menguntungkan.(*)

COMMENTS