BECKER.BIZ.ID - Pada kesempatan kali ini , kita akan membahas sesuatu yang sering membuat pusing , namun wajib kita kuasai — sepe...
BECKER.BIZ.ID - Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas sesuatu yang sering membuat pusing, namun wajib kita kuasai—seperti Avatar yang menguasai keempat elemen—yaitu cara mengelola keuangan pribadi saat bisnis kita masih kecil.
Mengapa kita harus mempelajarinya? Sebenarnya tidak ada alasan khusus. Daripada hanya menghabiskan waktu dengan aktivitas yang tidak bermanfaat, lebih baik menambah ilmu untuk mengembangkan bisnis kita, bukan?
Alasan utama mengapa kita harus mempelajarinya adalah karena banyak pengusaha pemula yang akhirnya bingung membedakan antara uang bisnis dan uang pribadi.
Akibatnya, uang habis, dan bukannya meraih keuntungan, malah mengalami kerugian.
Agar Anda tidak ikut bingung, mari kita bahas tips-tips yang tidak hanya umum, tetapi juga praktis dan dapat langsung diterapkan.
Cara Mengelola Keuangan Pribadi Saat Bisnis Kecil
1. Pisahkan rekening pribadi dan bisnis.
Jika digabungkan, akan menimbulkan kebingungan. Hal ini adalah dasar yang sering diabaikan. Bayangkan Anda memiliki dua kantong: satu untuk bisnis, satu lagi untuk pribadi.
Jika dicampur, kita tidak akan tahu mana uang untuk membeli bahan baku, mana untuk membayar listrik rumah, dan mana untuk membeli kopi agar tetap semangat menatap masa depan.
Membuat rekening terpisah untuk bisnis ibarat memiliki dompet khusus untuk kerja. Setiap kali uang masuk, langsung masuk ke rekening bisnis. Jangan digunakan untuk kebutuhan pribadi kecuali Anda sudah mengambil gaji dari bisnis tersebut.
Cara ini akan memudahkan pengendalian arus kas dan mengetahui kondisi bisnis secara sebenarnya.
2. Catat semua transaksi.
Jangan hanya mengandalkan ingatan. Jika Anda berpikir dengan mengingat saja sudah cukup, maka bersiaplah bahwa bisnis Anda akan seperti buku harian yang hanya berisi kenangan, tanpa data yang jelas.
Catat semua pemasukan dan pengeluaran sekecil apapun, baik menggunakan buku catatan, Excel, atau aplikasi keuangan yang banyak tersedia secara gratis.
Dengan catatan yang rapi, Anda dapat mengetahui ke mana uang pergi, mana yang boros, dan kapan harus lebih hemat. Selain itu, Anda tidak akan lupa membayar tagihan sehingga terhindar dari denda yang merugikan.
3. Buat anggaran bulanan.
Jangan sampai gaji habis hanya karena sering membeli minuman kopi kekinian. Membuat anggaran ibarat membuat peta perjalanan. Anda akan mengetahui berapa uang masuk, berapa yang harus dikeluarkan, dan berapa yang harus disimpan.
Utamakan kebutuhan pokok, pembayaran tagihan, dan modal bisnis terlebih dahulu. Sisanya baru digunakan untuk kebutuhan pribadi dan hiburan. Jika memungkinkan, sisihkan sedikit untuk tabungan darurat.
Ingat, bisnis ibarat tanaman yang perlu terus disiram agar tumbuh, bukan hanya dipetik buahnya saja.
4. Jangan gunakan uang bisnis untuk membeli barang pribadi.
Ini adalah jebakan klasik. Sering kali pengusaha kecil tergoda menggunakan uang bisnis untuk membeli barang pribadi, seperti pakaian baru, gadget, atau keperluan jalan-jalan.
Kebiasaan ini jika terus dilakukan akan membuat Anda bingung apakah bisnis sebenarnya untung atau tidak.
Jika ingin mengambil uang dari bisnis, buatlah gaji atau dividen yang jelas setiap bulan. Dengan demikian, Anda mengetahui batasan dan tidak sembarangan mengambil uang. Ingat, bisnis bukanlah ATM pribadi.
5. Manfaatkan teknologi.
Jangan ragu menggunakan aplikasi pembukuan yang dapat memudahkan pengelolaan keuangan. Saat ini mengatur keuangan tidak harus rumit. Banyak aplikasi gratis yang membantu pencatatan transaksi, pembuatan laporan keuangan, bahkan mengingatkan tagihan yang harus dibayar.
Gunakan aplikasi tersebut agar tidak stres dan bisa fokus pada bisnis. Jika masih menggunakan metode manual, itu tidak masalah, tetapi seringkali lebih rentan salah hitung dan melelahkan. Oleh karena itu, manfaatkan teknologi yang tersedia.
6. Sisihkan laba untuk modal dan tabungan.
Jika bisnis mulai menghasilkan keuntungan, jangan langsung digunakan untuk membeli barang mewah atau mengajak teman nongkrong. Sisihkan sebagian laba untuk modal bisnis agar dapat berkembang dan sebagian lagi untuk tabungan pribadi.
Bisnis membutuhkan modal terus menerus agar dapat tumbuh. Jika boros, bisnis bisa stagnan atau bahkan mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu, bijaklah dalam menggunakan keuntungan perusahaan.
7. Evaluasi keuangan secara rutin.
Setiap bulan, atau minimal setiap tiga bulan, luangkan waktu untuk meninjau catatan keuangan bisnis Anda. Evaluasi apa yang sudah berjalan dengan baik dan apa yang perlu diperbaiki. Hal ini penting agar Anda dapat mengambil keputusan tepat, seperti kapan harus berinvestasi, berhemat, atau mencari tambahan modal.
Jika tidak melakukan evaluasi, artinya Anda berjalan di tempat tanpa arah. Ingat, bisnis adalah perjalanan panjang, bukan lomba lari sprint.
Demikianlah, teman-teman, tips mengelola keuangan pribadi saat bisnis masih kecil yang dapat langsung Anda praktikkan.
Ingat, kunci utama agar bisnis dan keuangan pribadi sehat adalah disiplin dan konsistensi.
Semoga bermanfaat. (*)

COMMENTS