Peran Penting Supply Chain Management dalam Bisnis Kuliner
BECKER.BIZ.ID-Supply Chain Management (SCM) merupakan salah satu elemen kunci yang menentukan keberhasilan sebuah bisnis, termasuk bisnis kuliner.
Istilah ini sering terdengar di berbagai industri, mulai dari manufaktur hingga sektor makanan dan minuman.
Namun, tidak semua pelaku usaha memahami secara mendalam apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup SCM, bagaimana penerapannya dalam bisnis kuliner, serta manfaat apa yang bisa diperoleh jika SCM dikelola dengan baik.
Secara sederhana, SCM mencakup seluruh proses mulai dari perencanaan, pengadaan bahan baku, produksi, hingga distribusi produk kepada konsumen.
Dalam konteks bisnis kuliner, pengelolaan SCM yang optimal akan membantu menjaga kualitas produk, efisiensi biaya, serta kepuasan pelanggan.
Berikut adalah empat peran penting SCM dalam bisnis kuliner yang perlu dipahami oleh setiap pemilik usaha.
Peran Penting Supply Chain Management dalam Bisnis Kuliner
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan tahap awal yang sangat krusial dalam SCM.
Pada tahap ini, terdapat dua fungsi utama yang harus diperhatikan:
Demand Planning
Demand planning berfokus pada perencanaan berdasarkan permintaan konsumen. Proses ini berkaitan erat dengan fungsi penjualan, karena permintaan pelanggan akan memengaruhi jumlah produksi serta kebutuhan bahan baku.
Supply Planning
Supply planning menitikberatkan pada perencanaan jumlah bahan baku serta materi pendukung yang harus tersedia untuk memenuhi permintaan konsumen.
Dengan perencanaan yang tepat, perusahaan dapat menghindari kekurangan stok maupun kelebihan bahan baku yang berpotensi menimbulkan pemborosan.
Perencanaan yang matang memungkinkan bisnis kuliner berjalan lebih efisien sekaligus memastikan produk selalu tersedia sesuai kebutuhan pasar.
2. Pengadaan (Sourcing)
Setelah proses perencanaan, tahap berikutnya adalah pengadaan bahan baku atau sourcing.
Pada tahap ini, SCM memastikan seluruh bahan yang diperlukan dapat diperoleh dengan kualitas baik dan harga yang kompetitif.
Proses yang perlu diperhatikan meliputi:
Pemilihan dan evaluasi pemasok (supplier)
Negosiasi harga dan termin pembayaran
Proses pemesanan pembelian (purchase order)
Penerimaan barang dari pemasok
Pengelolaan persediaan (inventory management)
Sebagai contoh, pengusaha kuliner perlu menghitung berapa banyak daging ayam yang harus disimpan di freezer untuk memenuhi kebutuhan harian outlet, atau berapa banyak kemasan yang harus tersedia untuk pesanan daring maupun take-away. Dengan pengadaan yang tepat, bisnis dapat berjalan lancar tanpa kendala keterlambatan maupun kekurangan bahan baku.
3. Produksi (Production)
Tahap produksi merupakan inti dari bisnis kuliner, yaitu proses mengubah bahan baku menjadi produk akhir yang siap dikonsumsi. Beberapa aspek yang harus dikelola pada tahap ini antara lain:
Standar produksi di dapur atau bar
Tingkat kematangan yang sesuai dengan standar rasa
Pengecekan kualitas produk sebelum disajikan
Kualitas rasa dan konsistensi produk sangat menentukan kepuasan konsumen. Oleh karena itu, standar produksi harus ditetapkan secara jelas dan diterapkan dengan disiplin.
Dalam beberapa model bisnis, fungsi produksi sering digabungkan dengan bagian operasional.
Namun, pada prinsipnya, produksi tetap menjadi bagian integral dari SCM yang menentukan keberhasilan keseluruhan rantai pasok.
4. Pengantaran (Delivery)
Tahap terakhir dalam SCM adalah distribusi atau pengantaran produk kepada konsumen maupun outlet cabang.
Fungsi ini sangat penting terutama bagi bisnis kuliner yang telah memiliki banyak cabang atau menggunakan model central kitchen.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi distribusi antara lain:
Frekuensi pengiriman produk
Moda transportasi yang digunakan
Biaya distribusi dan logistik
Ketersediaan gudang untuk menjangkau wilayah tertentu
Perencanaan distribusi yang tepat akan memastikan produk dapat sampai ke tujuan dengan kualitas terjaga dan biaya yang efisien.
Hal ini menjadi semakin krusial seiring pertumbuhan bisnis kuliner yang semakin besar dan mencakup area distribusi lebih luas.
Supply Chain Management memiliki peran yang sangat penting dalam keberlangsungan bisnis kuliner.
Mulai dari perencanaan, pengadaan, produksi, hingga distribusi, setiap tahap harus dikelola secara profesional dan sistematis.
SCM yang baik tidak hanya membantu menjaga kualitas produk dan efisiensi biaya, tetapi juga meningkatkan kepuasan konsumen serta memperkuat daya saing perusahaan di pasar.
Dengan memahami dan menerapkan empat peran penting SCM ini, pelaku usaha kuliner dapat membangun bisnis yang lebih stabil, berkelanjutan, dan siap bersaing dalam industri yang semakin kompetitif.(*)

COMMENTS