8 Tolak Ukur Penting Sebelum Membuka Cabang Usaha Kuliner
BECKER.BIZ.ID - Memiliki usaha kuliner yang berkembang pesat tentu menjadi impian setiap pelaku bisnis. Ketika omzet mulai stabil, pelanggan semakin banyak, dan operasional berjalan lancar, muncul pertanyaan besar yang kerap menggoda: "Apakah sudah saatnya membuka cabang baru?" Namun, membuka cabang bukan sekadar soal menambah titik penjualan, melainkan keputusan strategis yang harus diambil dengan penuh pertimbangan.
Banyak pelaku usaha yang tergesa-gesa dalam melakukan ekspansi tanpa fondasi yang kuat, yang akhirnya justru menimbulkan kerugian.
Agar tidak terjebak dalam euforia pertumbuhan semu, penting bagi para pelaku bisnis untuk memahami tolak ukur yang jelas sebelum memutuskan membuka cabang.
Tidak hanya sekadar melihat laba, tetapi juga kesiapan sistem, legalitas, konsep bisnis, hingga proyeksi jangka panjang harus diperhitungkan dengan matang.
Dalam artikel ini, kita akan membahas delapan indikator utama yang bisa dijadikan acuan apakah usaha Anda benar-benar siap untuk naik ke level berikutnya.
Tolak Ukur Kita Bisa Mulai Buka Cabang
1. Bisnis Terbukti Menguntungkan
Pastikan bisnis Anda telah terbukti memberikan keuntungan, setidaknya selama empat bulan. Mengapa empat bulan?
Karena dalam dunia bisnis kuliner (F&B), empat bulan merupakan masa uji coba (honeymoon period), yaitu saat konsumen memvalidasi apakah produk Anda disukai dan apakah mereka akan kembali membeli.
Jika bisnis sudah menguntungkan selama empat bulan, atau bahkan satu tahun, maka bisnis Anda telah melewati tahap krusial.
2. Memiliki Legalitas yang Lengkap
Pastikan seluruh legalitas bisnis Anda lengkap, mulai dari pendirian badan usaha (PT) hingga perizinan operasional lainnya. Legalitas ini sangat penting terutama ketika Anda ingin melakukan ekspansi agar bisnis Anda benar-benar sah dan terpercaya.
3. Memahami Ilmu Dasar Bisnis Kuliner
Pahami dasar-dasar bisnis kuliner. Anda dapat mempelajarinya melalui kanal YouTube Foodies atau mengikuti berbagai kelas di Fudist, termasuk kelas-kelas gratis yang tersedia.
4. Memiliki Konsep Bisnis yang Jelas
Sebelum melakukan ekspansi, rumuskan terlebih dahulu konsep bisnis Anda secara jelas: seperti apa bentuk, sistem, dan arah pengembangan usaha yang diinginkan.
5. Menyusun Skema Kerja Sama yang Tepat
Rancang skema kerja sama yang sesuai, mulai dari tipe kerja sama, skema bagi hasil, estimasi waktu pengembalian modal, dan sebagainya. Anda bisa mempelajarinya lebih lanjut dalam kelas FMC (Fudist Master Class) khusus kemitraan.
6. Memiliki Perjanjian Kemitraan yang Kuat
Pastikan perjanjian kemitraan yang Anda miliki bersifat lengkap dan kuat secara hukum, agar dapat melindungi kepentingan Anda sebagai pemilik merek dari potensi konflik dengan mitra maupun investor.
7. Memiliki Media atau Platform Promosi
Sediakan platform media promosi seperti situs web, media sosial, atau platform penggalangan dana (crowd-funding) yang sah dan terdaftar secara resmi, misalnya di OJK. Hal ini penting untuk mendukung pemasaran dan ekspansi usaha.
8. Memiliki SOP yang Lengkap dan Terstruktur
Standard Operating Procedure (SOP) wajib disusun secara menyeluruh dan dalam format digital, mencakup aspek operasional, pemasaran, layanan, lokasi, serta standar produk. SOP yang terstruktur memudahkan mitra dalam menduplikasi bisnis Anda, serta menjaga konsistensi dan standar kualitas.
Itulah delapan hal penting yang perlu dipersiapkan sebelum membuka cabang bisnis.
Lalu bagaimana jika bisnis justru tidak berkembang? Jika Anda telah melakukan berbagai inovasi, promosi, dan produksi konten selama 4 hingga 6 bulan tetapi bisnis tetap sepi, ada dua kemungkinan:
Konsep bisnis yang Anda jalankan tidak sesuai dengan produk yang ditawarkan. Hal ini bisa disebabkan oleh ketidaksesuaian harga, lokasi, atau konsep dengan target pasar.
Produk Anda memang belum disukai pasar atau belum tervalidasi dengan baik.
Jika setelah enam bulan tidak ada perkembangan meskipun berbagai upaya telah dilakukan, maka Anda dapat mempertimbangkan untuk menutup bisnis, mengubah model bisnis, atau melakukan riset ulang terhadap produk.
Semoga Anda dapat mengambil keputusan terbaik agar bisnis Anda dapat berkembang dengan lebih baik ke depannya.
Semoga informasi ini bermanfaat. (*)
COMMENTS