Cara Jitu Meningkatkan Omzet Usaha Rumahan dengan Up Selling dan Cross Selling
BECKER.BIZ.ID - Dalam menjalankan usaha rumahan, meningkatkan omzet bukan hanya soal menarik pelanggan baru, tetapi juga memaksimalkan potensi dari pelanggan yang sudah ada.
Salah satu cara efektif yang dapat diterapkan adalah strategi up selling dan cross selling. Kedua teknik pemasaran ini bertujuan untuk mendorong pelanggan agar membeli produk dengan nilai lebih tinggi atau menambah produk lain dalam transaksi mereka.
Dengan pendekatan yang tepat, strategi ini mampu memberikan dampak signifikan terhadap pendapatan usaha rumahan tanpa harus menambah jumlah pelanggan secara drastis.
Namun, menerapkan up selling dan cross selling dalam skala usaha rumahan membutuhkan pemahaman khusus agar tidak terkesan memaksa dan justru membuat pelanggan merasa tidak nyaman.
Artikel ini akan membahas cara-cara praktis dan sederhana untuk mengimplementasikan strategi up selling dan cross selling yang sesuai dengan karakteristik usaha rumahan. Dengan tips yang mudah dipraktikkan, Anda dapat meningkatkan penjualan secara efektif sekaligus membangun hubungan yang lebih baik dengan pelanggan setia.
Tips Strategi Up Selling dan Cross Selling Untuk Usaha Rumahan
Berikut adalah lima tips dalam melakukan up selling dan cross selling jika teman-teman berjualan secara daring.
1. Mengaktifkan WhatsApp Bisnis
Pertama, hal mendasar dan wajib dilakukan adalah mengaktifkan WhatsApp Bisnis. Jadi, gunakan WhatsApp Bisnis, bukan WhatsApp biasa. Karena WhatsApp Bisnis menyediakan banyak fitur yang dapat membantu operasional bisnis.
Contohnya adalah fitur quick reply, yang memungkinkan kita menghemat waktu jika ada konsumen yang menanyakan hal yang sama berulang kali.
Kita juga dapat menampilkan foto produk pada katalog WhatsApp Bisnis, serta fitur lainnya yang memudahkan pengelolaan bisnis.
Terlebih lagi, di Indonesia, media utama untuk menjual secara daring atau cloud kitchen adalah WhatsApp. Oleh karena itu, langkah pertama adalah mengaktifkan WhatsApp Bisnis.
2. SOP
Kedua, penting untuk memiliki SOP dan kebiasaan menyimpan database pelanggan. Karena dalam penjualan daring, pesanan dapat berasal dari berbagai sumber.
Jika pesanan masuk langsung ke WhatsApp, sebaiknya sebelum percakapan panjang, tanyakan nama pelanggan untuk menyimpan data tersebut.
Jika pesanan berasal dari platform lain, usahakan tetap memperoleh data pelanggan. Misalnya dengan menyisipkan kartu nama, stiker, atau kartu ucapan unik dalam kemasan produk. Jangan lupa cantumkan nomor WhatsApp Bisnis, serta buatlah pemicu agar pelanggan mengirim pesan ke WhatsApp kita.
Contohnya, pelanggan dapat menukarkan voucher senilai Rp15.000 dengan mengirim pesan, atau meminta mereka mengirim foto atau video makanan yang telah diterima.
Setiap bulan, pilihlah lima pelanggan untuk mendapatkan hadiah gratis dari kita.
Strategi ini dapat mendorong pelanggan menghubungi WhatsApp kita, sehingga memungkinkan pengumpulan database pelanggan secara maksimal.
Setelah data terkumpul, WhatsApp Bisnis memiliki fitur label yang memungkinkan pengelompokan database pelanggan. Jika ingin melakukan broadcast pesan, tinggal klik sekali tanpa perlu mengirim satu per satu. Misalnya, jika memiliki 500 pelanggan dan setiap hari menerima 30–50 chat, data dapat disimpan dan diberi label, sehingga dalam sebulan database dapat mencapai ribuan. Nantinya, ketika akan mengirim broadcast penawaran up selling atau cross selling, semua sudah siap dan sistem tertata dengan baik.
3. Menyiapkan penawaran yang menarik
Ketiga, kunci up selling dan cross selling adalah menyiapkan penawaran yang menarik. Tanpa penawaran tambahan, konsumen hanya akan membeli sesuai nilai dasar transaksi.
Misalnya, jika rata-rata transaksi Rp50.000, tanpa penawaran mereka akan tetap berbelanja Rp50.000.
Manfaat up selling dan cross selling adalah meningkatkan nilai pembelian per transaksi. Dari 100 pelanggan, 30–40% dapat didorong untuk berbelanja lebih, misalnya menjadi Rp65.000–Rp80.000. Hal ini berkontribusi signifikan terhadap peningkatan omzet.
Kuncinya adalah memilih produk dengan margin keuntungan tinggi sebagai bahan penawaran. Produk-produk ini dipersiapkan khusus untuk up selling dan cross selling.
4. Tawarkan produk tambahan sebelum pelanggan menyelesaikan pembayaran
Keempat, tawarkan produk tambahan sebelum pelanggan menyelesaikan pembayaran. Di WhatsApp, hal ini dapat dilakukan melalui percakapan yang hangat dan personal.
Contoh: “Kak, kami baru saja membuat brownies leleh, hari ini hanya 20 kotak. Apakah ingin menambah? Harga biasanya Rp55.000, hari ini hanya Rp40.000.”
Ini merupakan contoh penawaran up selling. Namun, jangan lupa untuk menyisipkan alasan atau urgensi, seperti “stok terbatas,” “hanya hari ini,” atau “promo khusus untuk 20 pembeli pertama,” agar pelanggan merasa terdorong untuk segera membeli.
Jika menggunakan platform online selain WhatsApp, seperti platform pengantaran, biasanya sudah tersedia fitur up selling. Pastikan fitur tersebut diaktifkan.
Sebelum checkout, pelanggan dapat ditawarkan produk tambahan, misalnya “Mau tambah es teh manis?”, “Ingin tambah kentang goreng?”, atau “Beli dua, dapat satu gratis.”
Semua hal tersebut dilakukan sebelum transaksi selesai.
5. Mengelola database pelanggan dengan baik
Kelima, kelola database pelanggan dengan baik. Up selling dan cross selling juga dapat dilakukan setelah pembelian.
Biasanya, pelanggan memiliki siklus pembelian alami.
Contohnya, membeli brownies sebulan sekali. Tugas kita adalah “menggoda” pelanggan agar melakukan pembelian lebih cepat dari siklus tersebut.
Caranya adalah dengan mengirimkan broadcast gambar dan video makanan yang menggugah selera sebanyak dua kali sebulan.
Misalnya, dua minggu setelah pembelian terakhir, kirim gambar brownies terbaru. Ini dapat memicu keinginan pelanggan untuk membeli lebih cepat.
Aktivitas ini dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan penjualan jika database pelanggan dikelola dengan baik.
Nah itulah lima cara melakukan up selling dan cross selling meskipun Anda berjualan secara daring.
Semoga informasi ini bermanfaat.(*)
COMMENTS