8 Alasan Kenapa Sektor Kuliner Punya Prospek Besar untuk Pelaku Usaha dan Investor
BECKER.BIZ.ID-Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis kuliner telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dan menjadi salah satu sektor yang paling menarik untuk dijalankan.
Berbagai faktor, mulai dari meningkatnya pendapatan masyarakat hingga perubahan gaya hidup konsumen, membuat industri ini terus berkembang dan menawarkan peluang yang luas bagi para pelaku usaha maupun investor. Memahami alasan-alasan di balik daya tarik bisnis kuliner penting agar para pelaku usaha dapat memanfaatkan peluang tersebut secara maksimal.
Pada kesempatan ini, kita akan membahas delapan alasan utama mengapa bisnis kuliner tetap menarik untuk dijalankan saat ini.
Mulai dari pertumbuhan pasar F&B, perilaku konsumsi harian masyarakat, hingga potensi skala dan investor yang mendukung, setiap poin akan menjelaskan mengapa sektor ini memiliki prospek yang menjanjikan dan tetap relevan di tengah persaingan bisnis yang ketat.
Dengan memahami faktor-faktor ini, calon pelaku usaha dapat menyiapkan strategi yang tepat untuk mengembangkan bisnis kuliner mereka.
8 Alasan Kenapa Sih Bisnis Kuliner Menarik Banget Saat Ini
- F&B Data
Berdasarkan data, pendapatan anggaran belanja konsumsi makanan diperkirakan akan tumbuh sebesar 7,1 persen dalam lima tahun ke depan dan diperkirakan mencapai lebih dari satu triliun rupiah atau sekitar 7–8,5 miliar dolar pada tahun 2025.
Data ini bersumber dari DealStreetAsia. Layanan pengantaran makanan (food delivery) diprediksi mencapai 14,1 miliar dolar pada tahun 2025, bertumbuh sebesar 2–1,5 persen selama periode 2020–2025.
Informasi ini juga dilansir dari Indonesia Risk, The Lion's Share of Fence, Fandi Infus, Oddysey S Effendy, Ekosistem SD Activities, dan Pick-up Momentum.
Data tersebut menunjukkan satu hal penting, bahwa bisnis kuliner memiliki potensi yang sangat besar.
2. Daily Consumers
Yang kedua adalah konsumen harian (daily consumers). Bisnis kuliner merupakan bisnis yang beroperasi setiap hari dan menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
Mulai dari pagi hari, misalnya sarapan nasi kuning, nasi uduk, lontong sayur, kupat tahu, dan lain sebagainya.
Menjelang siang, masyarakat mengonsumsi kopi, roti, atau camilan. Pada waktu makan siang tersedia berbagai pilihan, seperti nasi padang, warteg, rames, dan lain-lain.
Pada sore hari, banyak yang nongkrong sambil menikmati kopi atau teh. Malam hari, tersedia makanan seperti stick food, nasi goreng, martabak, dan lain-lain.
3. new habits
Yang ketiga adalah kebiasaan baru (new habit). Perubahan perilaku konsumen membuat bisnis kuliner semakin menarik. Jika sebelumnya masyarakat hanya sesekali mengunjungi kafe, kini khususnya di perkotaan, pola konsumsi bergeser.
Banyak orang menghabiskan uang untuk kopi setiap hari, apalagi dengan fleksibilitas bekerja dari mana saja (work from everywhere/WFH), sehingga kebutuhan makanan lebih banyak dipenuhi melalui layanan antar, seperti GoFood. Hal ini meningkatkan potensi bisnis kuliner secara signifikan.
4. rise of multi-channel sales
Yang keempat adalah kemunculan saluran penjualan multi-channel (rise of multi-channel sales). Bisnis kuliner menarik karena dapat memanfaatkan berbagai saluran penjualan, seperti WhatsApp API, WhatsApp Automation, toko online, dan lainnya.
Hal ini memungkinkan brand menjangkau pasar lebih luas dan meningkatkan potensi pertumbuhan. Bahkan, sektor rumah tangga dapat memulai bisnis kuliner dengan mudah dan hemat, misalnya melalui sistem pre-order (PO), sehingga risiko bisnis pada tahap awal lebih rendah. Contoh lain, bergabung dengan foodcourt online dapat menekan biaya awal.
5. scale & growth factor
Yang kelima adalah faktor skala dan pertumbuhan (scale & growth factor). Bisnis kuliner merupakan industri yang memiliki potensi skala besar dengan berbagai model, misalnya melalui modal ventura atau venture capital.
Pelaku usaha dapat menerapkan model kemitraan partner store, kerjasama bagi hasil, franchise, kemitraan, atau crowdfunding. Tidak mengherankan jika banyak brand dapat berkembang pesat dalam waktu singkat hingga puluhan atau ratusan cabang.
Tantangan utamanya adalah menjaga stabilitas, namun hal ini akan dibahas lebih lanjut di artikel atau video lain.
6. social impact
Yang keenam adalah dampak sosial (social impact). Bisnis kuliner memiliki dampak sosial yang signifikan. Bahkan usaha sederhana, seperti membuka warung tenda atau memulai bisnis dari dapur rumah, dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Contohnya, model bisnis seperti Kopi Kenangan mampu mempekerjakan ribuan karyawan melalui pengembangan bisnisnya.
Hal ini mendorong munculnya banyak entrepreneur dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Salah satu contoh sederhana, membuka gerobak gorengan di depan rumah otomatis membutuhkan karyawan.
7. opportunity for everyone
Yang ketujuh adalah peluang untuk semua orang (opportunity for everyone). Bisnis kuliner bukanlah hal yang rumit, artinya siapa saja dapat masuk dan memiliki kesempatan untuk sukses jika memiliki modal, sumber daya manusia, dan ekosistem yang mendukung. Jika ingin membuka sekolah atau rumah sakit, tentu tidak semudah membuka bisnis kuliner.
Dari berbagai aspek, siapa saja memiliki peluang, tidak memandang latar belakang atau pendidikan. Asalkan beberapa poin sebelumnya diterapkan secara konsisten, peluang untuk sukses selalu ada.
8. number of investors
Yang kedelapan adalah potensi investor (number of investors). Bisnis kuliner menarik karena memiliki peluang investasi yang luas, mulai dari korporasi hingga investor individu.
Tidak mengherankan jika banyak brand dapat berkembang sangat cepat, bahkan mencapai ratusan hingga ribuan cabang.
Misalnya, sebuah gerobak ayam goreng dapat membuka cabang hingga ribuan melalui konsep kemitraan, di mana siapa saja yang memenuhi syarat dapat membuka gerobak di lokasi yang diinginkan dengan persetujuan pemilik brand.
Apakah Anda tertarik untuk berbisnis kuliner atau menjadi investor di dalamnya?
Hal penting yang harus diingat adalah selalu membekali diri dengan pengetahuan sebelum terjun ke dunia kuliner, baik sebagai pelaku maupun investor.(*)
COMMENTS