10 Kendala yang Sering Menghambat Pertumbuhan Bisnis Kuliner
BECKER.BIZ.ID-Tentunya, dalam menjalankan bisnis kuliner, sebagai pemilik usaha tidak cukup hanya menjalankan bisnis dengan satu outlet atau omzet yang stagnan setiap tahunnya.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengembangkan bisnis secara berkelanjutan, baik dari sisi penjualan, jumlah outlet, profitabilitas, maupun jumlah cabang. Mencapai hal tersebut merupakan tantangan bagi semua pelaku usaha.
Berikut ini kita akan menjelaskan sepuluh tantangan utama yang dapat menjadi penghambat bagi pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya:
Tantangan yang Membuat Bisnis Kuliner Sulit Berkembang
Pemilik bisnis tidak memiliki visi dan misi yang jelas
Seberapa besar dan cepat perkembangan sebuah bisnis ditentukan salah satunya oleh visi dan misi pendiri. Semakin besar visi dan impian bisnis, biasanya akan sejalan dengan usaha yang dilakukan pemilik dalam mengembangkan usahanya.
Besarnya upaya ini memengaruhi peluang pencapaian target. Semakin besar usaha yang dilakukan, semakin tinggi potensi keberhasilan. Sebaliknya, usaha yang minim upaya biasanya menghasilkan hasil yang relatif rendah.
Pemilik bisnis memiliki mindset yang tertutup
Agar bisnis dapat terus berkembang, diperlukan keterbukaan terhadap hal-hal baru, kritik, saran, dan masukan dari pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Mentalitas yang terbuka, positif, dan fokus pada solusi memungkinkan pelaku usaha menerima masukan secara objektif serta menerapkan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).
Organisasi kurang kompeten
Untuk mencapai tujuan secara efektif, organisasi harus memperhatikan tiga hal: target dan tujuan, strategi untuk mencapai tujuan, serta konsistensi dalam menjalankan dan meninjau strategi.
Jika kualitas organisasi kurang, akan terjadi kesenjangan antara ekspektasi dan realisasi, sehingga target sulit tercapai.
Tidak memiliki perencanaan dan sistem kontrol keuangan yang baik
Pengelolaan keuangan sangat penting agar arus kas dapat terdistribusi dengan baik dan menghasilkan pertumbuhan yang optimal dibandingkan dengan investasi awal. Pelaku usaha harus memiliki perencanaan keuangan yang matang serta sistem kontrol yang solid agar setiap pengeluaran produktif dan sesuai rencana.
Tidak membangun brand
Pertumbuhan industri kuliner sangat pesat, dan banyak brand baru bermunculan. Aktivitas membangun brand menjadi kunci agar bisnis tetap dikenal, relevan, dan dipercaya oleh konsumen.
Tidak membangun sistem operasional restoran yang terstruktur
Marketing membawa pelanggan, namun operasional juga berperan penting. Konsistensi layanan, kualitas produk, dan kebersihan harus dijaga, terutama jika memiliki lebih dari satu cabang. Dibutuhkan standar operasional tertulis, program pelatihan, dan sistem kontrol rutin harian, mingguan, maupun bulanan.
Tidak menjaga konsistensi kualitas produk
Bisnis restoran adalah bisnis makanan, sehingga produk merupakan faktor utama.
Konsistensi kualitas dapat dijaga melalui SOP produksi, standar perlengkapan, dan sistem kontrol kualitas yang diterapkan secara konsisten, termasuk pengecekan sebelum produk didistribusikan kepada konsumen.
Tidak memiliki sistem kontrol persediaan
Pengelolaan bahan baku sangat penting karena berdampak langsung pada kualitas produk dan profitabilitas. Kontrol persediaan melalui stock opname berkala membantu mencegah overstock atau understock yang dapat memengaruhi omset dan keuntungan.
Tidak memiliki program pengembangan karyawan
Sistem yang canggih tanpa SDM yang kompeten tidak akan membuat target bisnis tercapai. Program pelatihan, mentoring, dan coaching yang berkelanjutan penting untuk meningkatkan kapabilitas tim dan organisasi bisnis.
Tidak melakukan inovasi secara konsisten
Bisnis selalu menghadapi perubahan, baik dari konsumen, persaingan, teknologi, maupun kebijakan pemerintah.
Untuk tetap relevan, perubahan tersebut harus diimbangi dengan inovasi dalam konsep maupun operasional bisnis. Tanpa inovasi, bisnis akan tertinggal dan kalah oleh dinamika pasar.
Itulah sepuluh tantangan utama yang membuat bisnis kuliner sulit berkembang. Sampai bertemu di konten belajar bisnis kuliner berikutnya. (*)
.jpg)
COMMENTS